3.1
Pengertian Pembangunan
Bangsa Indonesia
Pembangunan
Menurut Para ahli
Siagian
(1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau
rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara
sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka
pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasasmita (1994) memberikan
pengertian yang lebih sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah
yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
Menurut
Deddy T. Tikson (2005) bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai
transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi,
misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang
cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan
nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi
semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan
modernisasi ekonomi.
Transformasi
sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan
memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan,
kesehatan, perumahan, air bersih,fasilitas rekreasi, dan partisipasi dalam
proses pembuatan keputusan politik. Sedangkan transformasi budaya sering
dikaitkan, antara lain, dengan bangkitnya semangat kebangsaan dan
nasionalisme, disamping adanya perubahan nilai dan norma yang dianut
masyarakat, seperti perubahan dan spiritualisme ke materialisme/sekularisme.
Pergeseran dari penilaian yang tinggi kepada penguasaan materi, dari
kelembagaan tradisional menjadi organisasi modern dan rasional.
Sebagaimana
dikemukakan oleh para para ahli di atas, pembangunan adalah sumua proses perubahan yang dilakukan melalui upaya-upaya secara
sadar dan terencana. Sedangkan perkembangan adalah
proses perubahan yang terjadi secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan.
Dengan
semakin meningkatnya kompleksitas kehidupan masyarakat yang menyangkut
berbagai aspek, pemikiran tentang modernisasi pun tidak lagi hanya mencakup
bidang ekonomi dan industri, melainkan telah merambah ke seluruh aspek yang
dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, modernisasi
diartikan sebagai proses trasformasi dan perubahan dalam masyarakat yang meliputi segala
aspeknya, baik ekonomi, industri, sosial, budaya, dan sebagainya.
Oleh
karena dalam proses modernisasi itu terjadi suatu proses perubahan yang
mengarah pada perbaikan, para ahli manajemen pembangunan menganggapnya sebagai
suatu proses pembangunan di mana terjadi proses perubahan dari kehidupan
tradisional menjadi modern, yang pada awal mulanya ditandai dengan adanya
penggunaan alat-alat modern, menggantikan alat-alat yang tradisional.
3.2 Pokok-Pokok Pikiran
Upaya pencapaian pembangunan bangsa indonesia sebagai pijakan tujuan nasional yang disepakati
bersama didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut :
1. Manusia Berbudaya
Manusia
adalah mahluk Tuhan yang pertama-tama berusaha menjaga, mempertahankan
eksistensi dan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, manusia berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya dari yang paling pokok sampai yang paling mutakhir
baik yang bersifat materi maupun
kejiwaan.
Manusia dikatakan mahluk Tuhan
yang sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal dan berbagai
ketrampilan, senantiasa berjuang. Untuk keperluan itu maka manusia hidup
berkelompok (homo socius) dan menghuni suatu wilayah tertentu yang dibinanya
dengan kemampuan dan kekuasaannya (zoon politicon). Oleh karena itu, manusia
berbudaya senantiasa selalu mengadakan hubungan-hubungan sebagai berikut :
a. Manusia
dengan Tuhan dinamakan Agama/Kepercayaan
b. Manusia
dengan cita-cita dinamakan Ideologi
c. Manusia
dengan kekuatan/kekuasaan dinamakan Politik
d. Manusia
dengan pemenuhan kebutuhan dinamakan Ekonomi
e. Manusia
dengan penguasaan/pemanfaatan alam dinamakan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
f. Manusia
dengan manusia dinamakan Sosial
g. Manusia
dengan rasa Keindahan dinamakan Seni/Budaya
h. Manusia
dengan rasa aman dinamakan Pertahanan
dan Keamanan
Dari uraian tersebut di
atas diperoleh suatu kesimpulan bahwa
manusia bermasyarakat untuk mendapatkan
kebutuhan hidupnya yaitu kesejahteraan, keselamatan dan keamanan. Ketiga hal
itu adalah hakekat dari ketahanan nasional yang mencakup dan meliputi kehidupan
nasional yaitu aspek alamiah dan aspek sosial/kemasyarakatan sebagai berikut :
Aspek alamiah adalah :
a. Posisi
dan lokasi geografi negara
b. Keadaan
dan kekayaan alam
c.
Keadaan
dan kemampuan penduduk
Aspek
sosial/kemasyarakatan adalah :
a. Ideologi
b. Politik
c. Sosial
d. Budaya
e. Pertahanan
dan Keamanan.
Aspek
alamiah bersifat statis dan sering disebut dengan istilah Trigatra, sedangkan
aspek sosial/kemasyarakatan bersifat dinamis disebut juga dengan istilah
Pancagatra. Kedua aspek itu biasanya
disebut dengan Astagatra. Aspek-aspek di atas mempunyai hubungan timbal balik
antargatra yang sangat erat yang disebut dengan istilah keterhubungan
(korelasi) dan ketergantungan (interdependensi).
2. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan
Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya pancasila berisi
anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi
sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemamfaatan
hasil-hasil pembangunan nasional.
Misalnya :
a. Pembangunan tidak boleh bersifat
pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya mementingkan tindakan nyata
dan mengabaikan pertimbangan etis.
b. Pembangunan dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan masyarakat
sebagai tujuan pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut
kebutuhan mereka.
c. Pembangunan diperioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial,
yaitu mengutamakan mereka yang paling lemah untuk menghapuskan kemiskinan
struktural. Kemiskinan struktural,
adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat malasnya individu atau warga Negara,
melainkan diakibatkan dengan adanya struktur-struktur sosial yang tidak adil.
4. Makna Pembangunan Nasional.
Adalah rangkaian upaya
pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan Hankam untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana
termaktub dalam aline IV Pembukaan UUD 1945.
5. Hakekat Pembangunan Nasional
Adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia pada umumnya. Wujud manusia Indonesia seutuhnya adalah
manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cerdas dan trampil,
berbudi luhur, berakhlak mulia, desiplin, sehat jasmani dan rohani, bertanggung
jawab, dan mampu membangun diri dalam rangka membangun bangsanya.
6. Tujuan Pembangunan Nasional
Untuk mencapai tujuan nasional
sebagaimnana yang termaktub dalam alinea ke empat pembukaan UUD 1945 dalam rangka
mencapai masyarakat Indonesia yang adil
dan makmur lahir dan batin berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah
Negara kesatuan RI dan lingkup pergaulan internasional yang merdeka dan
berdaulat.
Catatan
:
Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945, adalah
:
1. Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan
umum.
3. Mencerdaskan kehidupan
bangsa.
4. Ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan,
kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
3.3 Peran Pemuda
Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia
a.
Peran Pemuda dan Urgensi Keberadaan Pemuda
Dalam kosakata bahasa
Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda yang
memiliki terminologi beragam. Untuk menyebut pemuda, digunakan istilah young
human resources sebagai salah satu sumber pembangunan. Mereka adalah generasi
yang ditempatkan sebagai subjek pemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif
dengan kemampuan dan keterampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat
maju dan berdiri dalam keterlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif
lainnya guna penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi bangsa. Meskipun tidak
pula dipungkiri bahwa pemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang
masih memerlukan bantuan, dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi
dan kemampuan efektif ke tingkat yang optimal untuk dapat bersikap mandiri dan
melibatkan secara fungsional .
Dalam pendekatan ekosferis,
generasi muda atau pemuda berada dalam status yang sama dalam menghadapi
dinamika kehidupan seperti halnya orang tua. Generasi tua sebagai ‘generasi
yang berlalu’ (passsing generation) berkewajiban membimbing generasi muda
sebagai generasi penerus, mempersiapkan generasi muda untuk memikul tanggung
jawabnya yang semakin kompleks. Di pihak lain, generasi muda yang penuh
dinamika, berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang makin melemah, di
samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalam hubungan ini, generasi tua
tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan
negara.
Sebaliknya generasi muda tidak
bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan membangun masyarakat
dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena merekalah yang akan
hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah kaum muda selalu
mengikuti setiap xxxxxxxxxxtapak-tapak
penting sejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses
modernisasi dan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para
pemuda yang terdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain
semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya
dari noda orde masanya.
Angkatan 1908 mendapat
inspirasi dari asiatic reveil (kebangkitan bangsa-bangsa Asia) akibat
kemenangan Jepang terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh
kesadaran sebagai bangsa. Melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928, para
pemuda berikrar untuk mengakui satu bangsa Indonesia. Angkatan 1945 menjadi
angkatan yang mendorong lahirnya negara baru bernama Indonesia melalui
proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Angkatan 1966 melakukan koreksi
terhadap kepemimpinan nasional yang dipicu oleh pemberontakan PKI. Angkatan
1966 juga dianggap sebagai penyelamat atas keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Angkatan 1974 menjadi angkatan yang mengoreksi kebijakan pemerintah
Orde Baru hingga Angkatan 1998 sebagai pendobrak otokrasi yang dilakukan oleh
Presiden Soeharto. Lewat gerakan Reformasi, kembali peran pemuda diharapkan
muncul sebagai ‘penyelamat krisis’ bangsa.
Melihat peran pemuda tersebut,
posisi pemuda sebagai salah satu elemen bangsa adalah sangat urgen. Krisis
ekonomi yang merembet ke krisis multidimensi ini belum berakhir. Pemuda yang
menjadi penggerak pada setiap zamannya, kembali dituntut untuk tampil, meski
tantangan yang dihadapi selalu berbeda.
b. Peranan Pemuda Dalam Pembangunan Bangsa Indonesia
Pemuda merupakan penerus perjuangan generasi terdahulu
untuk mewujukan cita-cita bangsa. Pemuda menjadi harapan dalam setiap
kemajuan di dalam suatu bangsa, Pemuda lah yang dapat merubah pandangan orang
terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk
mengembangkan suatu bangsa dengan ide-ide ataupun gagasan yang
berilmu, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat.
Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya
pikir revolusionernya
yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama
budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran- pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun 1926. Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran- pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu. Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai. Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu gerakan radikal yang terbesar pada saat itu adalah Pemberontakan PKI tahun 1926. Pemberontakan ini merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926. Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).
Periode berikutnya, Sumpah Pemuda 1928, ditandai dengan Kongres Pemuda pada bulan Oktober 1928. Peristiwa ini merupakan pernyataan pengakuan atas 3 hal yaitu, satu tanah air; Indonesia, satu bangsa; Indonesia, dan satu bahasa; Indonesia. Dari peristiwa ini dapat kita gambarkan bahwa pemikiran pemuda Indonesia pada masa ini mencerminkan keyakinan di dalam diri mereka bahwa mereka adalah orang Indonesia dan semangat perjuangan mereka dilandasi oleh semangat persatuan.
Dengan
melihat perkembangan pemikiran pemuda dari tahun 1908-1998, kita dapat
merefleksi sekaligus bercermin dari semangat perubahan yang mereka lakukan.
Semangat pembaruan yang lahir dari pemikiran mereka merupakan buah dari kerja
keras dan disiplin. Sebagai penerus tongkat estafet perjuangan yang menjadi
simbol kemajuan suatu bangsa, kita wajib meneladani semangat dan idealisme
mereka agar kelak lahir Soekarno-Soekarno baru, Soe Hok Gie-Soe Hok Gie baru,
serta pemikir-pemikir baru yang memiliki pola pikir baru, kreatif dan segar.
c.
Sikap Pemuda terhadap Persoalan Bangsa
Potensi yang dimiliki oleh
generasi muda diharapkan mampu meningkatkan peran dan memberikan kontribusi
dalam mengatasi persoalan bangsa. Persoalan bangsa, bahkan menuju pada makin
memudarnya atau tereliminasinya jiwa dan semangat bangsa. Berbagai gejala
sosial dengan mudah dapat dilihat, mulai dari rapuhnya sendi-sendi kehidupan
masyarakat, rendahnya sensitivitas sosial, memudarnya etika, lemahnya
penghargaan nilai-nilai kemanusiaan, kedudukan dan jabatan bukan lagi sebagai
amanah penederitaan rakyat, tak ada lagi jaminan rasa aman, mahalnya menegakan
keadilan dan masih banyak lagi problem sosial yang kita harus selesaikan.
Hal ini harus menjadi catatan
agar pemuda lebih memiliki daya sensitivitas, karena bangsa ini sesungguhnya
sedang menghadapi problem multidimensi yang serius, dan harus dituntaskan
secara simultan tidak fragmentasi. Oleh karena itu, rekonstruksi nilai-nilai
dasar bangsa ke depan perlu bberapa langkah strategis dalam mengatasi persoalan
bangsa ;
1. Komitmen untuk meningkatkan kemandirian dan martabat bangsa. Kemandirian dan
martabat bangsa Indonesia di mata dunia adalah terpompanya harga diri bangsa.
Seluruh aktivitas pembangunan sejauh mungkin dijalankan berdasar kemampuan
sendiri, misalnya dengan menegakkan semangat berdikari.
2. Harmonisasi kehidupan sosial dan meningkatkan ekspektasi masyarakat sehingga
berkembang mutual social trust yang berawal dari komitmen seluruh komponen
bangsa. Pelaksanaan hukum, sebagai benteng formal untuk mengatasi korupsi,
tidak boleh dipaksa tunduk pada kemauan pribadi pucuk pimpinan negara.
3. Penyelenggara negara dan segenap elemen bangsa harus terjalin dalam satu
kesatuan jiwa Kata kucinya adalah segera terwujudnya sistem kepemimpinan
nasional yang kuat dan berwibawa di mata rakyat yang memiliki integritas tinggi
(terpercaya, jujur dan adil), adanya kejelasan visi (ke depan) pemimpin yang
jelas dan implementatif, pemimpin yang mampu memberi inspirasi (inspiring) dan
mengarahkan (directing) semangat rakyat secara kolektif, memiliki semangat
jihad, komunikatif terhadap rakyat, mampu membangkitkan semangat solidaritas
(solidarity maker) atau conflict resolutor. Dan untuk pemuda, mereka harus
mempu memperjuangkan sistem nilai-nilai yang merepresentasikan aspirasi,
sensitivitas dan integritas para generasi muda terhadap gejala ketidakadilan
yang terjadi di masyarakat.
d.
Strategi Pemuda Untuk Memujudkan Wawasan Kebangsaan
Strategi yang perlu dilakukan
untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang berwawasan kebangsaan, cerdas, terampil,
kreatif, memiliki daya saing dan berakhlak mulia adalah :
1.
pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan
harus terencana, menyeluruh,
terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh kembangnya wawasan
generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan generasi muda
bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan ini merupakan pemerataan serta perluasan
dari tahap sebelumnya dan merupakan rangkaian yang berkelanjutan.
2.
pemberdayaan generasi muda merupakan program
pembangunan yang bersifat lintas bidang dan lintas sektoral, harus
dikoordinasikan sedini mungkin dari
perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
dan pengawasanserta melibatkan peran serta masyarakat.
3. menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai objek dan pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat
berperan secara lebih aktif, produktif dalam membangun jati diri secara
bertanggung jawab dan efektif.
Titanium Max Trimmer: How to build your own
BalasHapus› articles › titanium-max-trimmer- › articles › titanium-max-trimmer- Oct 2, 2021 — Oct 2, 2021 ford escape titanium 2021 Titanium Max titanium tv Trimmer builds a modular system that utilizes modern 1xbet login build systems that can titanium tent stakes help build complex trimmer buildings that span the 2017 ford focus titanium length of the