TUGAS ILMU
BUDAYA DASAR
KEBUDAYAAN
MASYARAKAT DALAM BERPAKAIAN
DIBUAT OLEH
:
NAMA : MUHAMMAD
HAIKAL ALHADAR
NPM :
35413947
KELAS :
1ID06
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
PROGRAM STUDI
TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2013
Mata
Kuliah : Ilmu Budaya Dasar
Dosen :
Apipudin S.Th.I.,MA
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam tak lupa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan para umatnya yang insyaallah tetap istiqomah. Makalah ini
disusun untuk melengkapi tugas Ilmu Budaya Dasar. Dalam penyusunan makalah ini,
saya berusaha untuk dapat memberikan dan mencapai hasil semaksimal mungkin dan
sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya saya menghadapi berbagai
kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya
miliki.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan
terima kasih khususnya kepada Bapak Apipudin selaku dosen pembimbing Ilmu Budaya
Dasar. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan makalah ini, masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan
teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan. Kritik yang konstruktif dari
pembaca sangat saya harapkan untuk meyempurnakan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi
kita semua
Jakarta , November 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Jika diperhatikan cara berpakaian seperti saat
ini, terutama dikalangan para remaja puteri tampaknya sudah jauh dari tuntunan
Islam. Mereka sudah tidak malu-malu lagi mempertontonkan auratnya,
bahkan menjadi suatu kebanggaan bagi mereka. Alasannya, jika tidak
berpakaian seperti itu dianggap tidak mengikuti perkembangan mode.
Seiring perkembangan waktu, fungsi pakaian tersebut sudah
berubah untuk memikat lawan jenis, sehingga semakin terpikat lawan jenis,
semakin banyak pula kasus tindakan asusila yang sering kita baca di media
cetak, elektronik, atau mungkin kita pernah melihat atau mengalaminya sendiri.
Pelecehan seksual ada di mana-mana.
“Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah menyediakan
pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagaimu tetpi takwa itulah
yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalui ingat.” (Q.S. Al-A’raf:26)
1.2 Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
b. Untuk memberikan pemahaman tentang cara berpakaian yang
baik dan benar
c. Mengetahui penyebab dan cara perubahan dalam berpakaian
1.3 Manfaat
Manfaat yang diberikan setelah membaca tulisan ini adalah
para pembaca dapat menyikapi bagamana cara berpakaian itu. Mampu mengendalikan
diri sehingga tetap menjaga kebudayaan yang baik bukan mengadopsi kebudayaan
yang salah
BAB 2
ISI
2.1 Budaya Berpakaian di Indonesia
Fungsi pakaian, yakni sebagai penutup aurat, untuk menjaga
kesehatan, dan untuk keindahan. Pakaian merupakan penutup tubuh untuk
memberikan proteksi dari bahaya asusila, memberikan perlindungan dari sengatan
matahari dan terpaan hujan, sebagai identitas seseorang, sebagai harga diri
seseorang, dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan rasa malu seseorang.
Budaya asing yang mudah masuk ke Indonesia memberikan dampak
positif dan negative dalam hal budaya berpakaian. Seperti yang kita ketahui
saat zaman dahulu Indonesia terkenal dengan budaya berpakaiannya yang sopan dan
rapih. Zaman dahulu orang Indonesia tidak mengikuti gaya berpakaian orang
asing. Justru orang Indonesia dengan bangga memakai baju yang berasal dari
daerah masing masing . Kebaya misalnya, yang sebenarnya sangat repot apabila
dipakai.
Tapi buat orang zaman dahulu baju seperti itu menurut mereka
yang sangat bagus, mereka tidak suka apabila ada orang yang memakai pakaian
yang terbuka. Lain halnya dengan zaman sekarang, semakin canggih teknologi
semakin maju pula globalisasi dan semakin juga orang orang meninggalkan budaya
berpakaian dari daerahnya. Mereka lebih memilih gaya berpakaian barat yang agak
terbuka yang mereka anggap lebih nyaman dan fashionable.
Sebenarnya tidak salah bila kita mengikuti pakaian bangsa
asing atau barat, tapi sebaiknya kita bisa memilih mana baju yang pantas
dipakai dan mana yang tidak. Jangan sampai membawa pengaruh buruk bagi kita
terutama bagi bangsa. Baju boleh yang terbuka tapi setidaknya dalam batas wajar
dan tidak terlalu terbuka sehingga membuat risih orang yang melihatnya.
Banyak orang orang zaman sekarang memakai baju yang dipakai
budaya barat,khususnya para wanita yang lebih memilih pakaian yang terbuka sana
sini. Menurut mereka itu adalah salah satu model pada masa yang modern ini,
menurut mereka tidak pakai baju seperti itu adalah ketinggalan zaman. Di kota
besar seperti Jakarta, sangat banyak untuk kita jumpai para wanita yang
mengikuti cara berpakaian barat apalagi Jakarta merupakan kota yang panas.
2.2 Adab Berpakaian Menurut Islam
Tuntunan Islam mengandung didikan moral yang tinggi. Dalam
masalah aurat, Islam telah menetapkan bahwa aurat lelaki adalah antara pusar
samapi kedua lutut. Sedangkan bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka
dan telapak tangan.
Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi
batasan, karena hal ini berkaitan dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita
diperkenankan memakai pakaian dengan model apapun, selama pakaian tersebut
memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat.
Hai para Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak
perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan
jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS Al Ahzab : 29)
Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat
(sempit sehingga membentuk tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama
(sebagai penutup aurat) telah dipenuhi, namun apabila pakaian tersebut dibuat
secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang oleh Islam. Demikian juga halnya
pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat akan menampilkan bentuk tubuh
pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna kulit
pemakainya. Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik
perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini
Rasulullah SAW bersabda:
صِنْقَانِ مِنْ اَهْلِ النَّارِ لَمْ اَرَهُمَا قَوْمٌ سِيَاطٌ كَا الاَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ . وَ نِسَاءٌ كَا سِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ رَؤَوْسَهُنَّ كَأَشْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلاَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَ لاَ يَخِذْ نَ رِيْحَهَا لَيُوْخَذُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذاً وَ كَذاً (رواه مسلم)
Artinya: “Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum
pernah saya lihat keduanya, yaitu 1) kaum yang membawa cambuk seperti seekor
sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam, 2)
perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung kepada
perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk
surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium
sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR Muslim)
2.3 Dampak dari Cara Berpakaian yang Salah
a.Semakin hilangnya budaya kesopanan kita dalam berpakaian,
apalagi kita dari dulu sangat sopan dalam berpakaian.
b.Hasil penjualan pakaian buatan lokalpun menjadi menurun
karena menurunnya peminat baju lokal, mereka lebih memilih baju import
c.Semakin banyaknya kriminalitas, contohnya apabila kita
memakai baju yang tidak sopan atau terlalu terbuka. Itu mungkin akan membuat
orang semakin berpikiran kotor dan melakukan tindak kejahatan.
d. Membuat image buruk dimata masyarakat
e. Menurunkan daya berfikir siswa yang kreatif dan inovatif
2.4 Analisa
Memang kebudayaan dan gaya berpakaian memiliki suatu
hubungan yang dapat dikatakan cukup dekat. Kebudayaan tersebut merupakan kebiasaan
sehari-hari yang dilakukan oleh setiap orang, karena saat ini teknologi sudah
canggih sehingga masyarakat Indonesia banyak yang melihat gaya berpakaian orang
luar negeri terutama dari barat. Banyak anak-anak dan ibu-ibu muda yang
menganggap gaya berpakaian tersebut benar dan terlihat modern padahal itu semua
berbeda dengan kebudayaan yang ada di Indonesia ini
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dampak dari globalisasi berimbas kepada berubahnya cara
berpakaian dikalangan remaja atau anak anak muda saat ini . Mereka lebih
mementingkan trend dibandingkan dengan aturan aturan yang seharusnya mereka
patuhi.
Islam memberikan pemahaman pemahaman yang baik mengenai cara
berpakaian yang baik, sehingga idak menyalahi aturan dan tidak memberikan
dampak neggatif baik untuk pribadi maupun orang lain. Cara berpakaian yang
salah ini lebih menyoroti kepada kaum wanita yang seenaknya membuka aurat
mereka.
Didalam ajaran Isalam, berpakaian tidak hanya sekedar kain
penutup badan, tidak hanya sekedar mode atau trend yang mengikuti perkembangan
zaman. Islam mengajarkan tata car atau adab berpakaian yang sesuai dengan
ajaran agama, baik secara moral, indah dipandang dan nyaman digunakan. Diantara
adab berpakaian dalam pandangan Islam yaitu sebagai berikut:
a. Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang
islami, yaitu yang dapat menutupi aurat, terutama wanita
b. Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga
tidak terkesan kumal dan dekil, yang akan berpengaruh terhadap pergaulan
c. Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau
pakaian laki-laki bagi wanita
d. Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga
terkesan ingin memperlihatkan lekuk tubuhnya atau mempertontonkan bagian
kulitnya