Minggu, 12 Januari 2014



TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
KEBUDAYAAN MASYARAKAT DALAM BERPAKAIAN




DIBUAT OLEH :

NAMA : MUHAMMAD HAIKAL ALHADAR

NPM : 35413947

KELAS : 1ID06





FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA


2013


Mata Kuliah  :  Ilmu Budaya Dasar

Dosen : Apipudin S.Th.I.,MA



KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para umatnya yang insyaallah tetap istiqomah. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Ilmu Budaya Dasar. Dalam penyusunan makalah ini, saya berusaha untuk dapat memberikan dan mencapai hasil semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya saya menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki.

Oleh karena itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bapak Apipudin selaku dosen pembimbing Ilmu Budaya Dasar. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakannya di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan. Kritik yang konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk meyempurnakan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita semua



Jakarta , November 2013







BAB 1 

PENDAHULUAN

1.1 Pengertian 

Jika diperhatikan cara berpakaian seperti  saat ini, terutama dikalangan para remaja puteri tampaknya sudah jauh dari tuntunan Islam.  Mereka sudah tidak malu-malu lagi mempertontonkan auratnya, bahkan menjadi suatu kebanggaan bagi mereka.  Alasannya, jika tidak berpakaian seperti itu dianggap tidak mengikuti perkembangan mode.

Seiring perkembangan waktu, fungsi pakaian tersebut sudah berubah untuk memikat lawan jenis, sehingga semakin terpikat lawan jenis, semakin banyak pula kasus tindakan asusila yang sering kita baca di media cetak, elektronik, atau mungkin kita pernah melihat atau mengalaminya sendiri. Pelecehan seksual ada di mana-mana.

“Wahai anak Adam! Susungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagaimu tetpi takwa itulah yang lebih baik.  Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalui ingat.” (Q.S. Al-A’raf:26)

1.2 Tujuan

a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar
b. Untuk memberikan pemahaman tentang cara berpakaian yang baik dan benar
c. Mengetahui penyebab dan cara perubahan dalam berpakaian

1.3 Manfaat 

Manfaat yang diberikan setelah membaca tulisan ini adalah para pembaca dapat menyikapi bagamana cara berpakaian itu. Mampu mengendalikan diri sehingga tetap menjaga kebudayaan yang baik bukan mengadopsi kebudayaan yang salah


BAB 2

ISI

2.1 Budaya Berpakaian di Indonesia

Fungsi pakaian, yakni sebagai penutup aurat, untuk menjaga kesehatan, dan untuk keindahan. Pakaian merupakan penutup tubuh untuk memberikan proteksi dari bahaya asusila, memberikan perlindungan dari sengatan matahari dan terpaan hujan, sebagai identitas seseorang, sebagai harga diri seseorang, dan sebuah kebutuhan untuk mengungkapkan rasa malu seseorang.

Budaya asing yang mudah masuk ke Indonesia memberikan dampak positif dan negative dalam hal budaya berpakaian. Seperti yang kita ketahui saat zaman dahulu Indonesia terkenal dengan budaya berpakaiannya yang sopan dan rapih. Zaman dahulu orang Indonesia tidak mengikuti gaya berpakaian orang asing. Justru orang Indonesia dengan bangga memakai baju yang berasal dari daerah masing masing . Kebaya misalnya, yang sebenarnya sangat repot apabila dipakai.

Tapi buat orang zaman dahulu baju seperti itu menurut mereka yang sangat bagus, mereka tidak suka apabila ada orang yang memakai pakaian yang terbuka. Lain halnya dengan zaman sekarang, semakin canggih teknologi semakin maju pula globalisasi dan semakin juga orang orang meninggalkan budaya berpakaian dari daerahnya. Mereka lebih memilih gaya berpakaian barat yang agak terbuka yang mereka anggap lebih nyaman dan fashionable.

Sebenarnya tidak salah bila kita mengikuti pakaian bangsa asing atau barat, tapi sebaiknya kita bisa memilih mana baju yang pantas dipakai dan mana yang tidak. Jangan sampai membawa pengaruh buruk bagi kita terutama bagi bangsa. Baju boleh yang terbuka tapi setidaknya dalam batas wajar dan tidak terlalu terbuka sehingga membuat risih orang yang melihatnya.

Banyak orang orang zaman sekarang memakai baju yang dipakai budaya barat,khususnya para wanita yang lebih memilih pakaian yang terbuka sana sini. Menurut mereka itu adalah salah satu model pada masa yang modern ini, menurut mereka tidak pakai baju seperti itu adalah ketinggalan zaman. Di kota besar seperti Jakarta, sangat banyak untuk kita jumpai para wanita yang mengikuti cara berpakaian barat apalagi Jakarta merupakan kota yang panas.

2.2 Adab Berpakaian Menurut Islam

Tuntunan Islam mengandung didikan moral yang tinggi. Dalam masalah aurat, Islam telah menetapkan bahwa aurat lelaki adalah antara pusar samapi kedua lutut. Sedangkan bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.

Mengenai bentuk atau model pakaian, Islam tidak memberi batasan, karena hal ini berkaitan dengan budaya setempat. Oleh karena itu, kita diperkenankan memakai pakaian dengan model apapun, selama pakaian tersebut memenuhi persyaratan sebagai penutup aurat.

Hai para Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al Ahzab : 29)

Islam melarang umatnya berpakaian terlalu tipis atau ketat (sempit sehingga membentuk tubuhnya yang asli). Kendati pun fungsi utama (sebagai penutup aurat) telah dipenuhi, namun apabila pakaian tersebut dibuat secara ketat (sempit) maka hal itu dilarang oleh Islam. Demikian juga halnya pakaian yang terlalu tipis. Pakaian yang ketat akan menampilkan bentuk tubuh pemakainya, sedangkan pakaian yang terlalu tipis akan menampakkan warna kulit pemakainya. Kedua cara tersebut dilarang oleh Islam karena hanya akan menarik perhatian dan menggugah nafsu syahwat bagi lawan jenisnya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:

صِنْقَانِ مِنْ اَهْلِ النَّارِ لَمْ اَرَهُمَا قَوْمٌ سِيَاطٌ كَا الاَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسَ . وَ نِسَاءٌ كَا سِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيْلاَتٌ رَؤَوْسَهُنَّ كَأَشْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلاَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَ لاَ يَخِذْ نَ رِيْحَهَا لَيُوْخَذُ مِنْ مَسِيْرَةِ كَذاً وَ كَذاً (رواه مسلم)

Artinya: “Ada dua golongan dari ahli neraka yang belum pernah saya lihat keduanya, yaitu 1) kaum yang membawa cambuk seperti seekor sapi yang mereka pakai buat memukul orang (penguasa yang kejam, 2) perempuan-perempuan yang berpakaian, tetapi telanjang, yang cenderung kepada perbuatan maksiat, rambutnya sebesar punuk unta. Mereka itu tidak bisa masuk surga dan tidak akan mencium bau surga padahal bau surga itu dapat tercium sejauh perjalanan demikian dan demikian.” (HR Muslim)

2.3 Dampak dari Cara Berpakaian yang Salah

a.Semakin hilangnya budaya kesopanan kita dalam berpakaian, apalagi kita dari dulu sangat sopan dalam berpakaian.

b.Hasil penjualan pakaian buatan lokalpun menjadi menurun karena menurunnya peminat baju lokal, mereka lebih memilih baju import

c.Semakin banyaknya kriminalitas, contohnya apabila kita memakai baju yang tidak sopan atau terlalu terbuka. Itu mungkin akan membuat orang semakin berpikiran kotor dan melakukan tindak kejahatan.

d. Membuat image buruk dimata masyarakat

e. Menurunkan daya berfikir siswa yang kreatif dan inovatif



2.4 Analisa 

Memang kebudayaan dan gaya berpakaian memiliki suatu hubungan yang dapat dikatakan cukup dekat. Kebudayaan tersebut merupakan kebiasaan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap orang, karena saat ini teknologi sudah canggih sehingga masyarakat Indonesia banyak yang melihat gaya berpakaian orang luar negeri terutama dari barat. Banyak anak-anak dan ibu-ibu muda yang menganggap gaya berpakaian tersebut benar dan terlihat modern padahal itu semua berbeda dengan kebudayaan yang ada di Indonesia ini


BAB 3 

PENUTUP

3.1 Kesimpulan 

Dampak dari globalisasi berimbas kepada berubahnya cara berpakaian dikalangan remaja atau anak anak muda saat ini . Mereka lebih mementingkan trend dibandingkan dengan aturan aturan yang seharusnya mereka patuhi.

Islam memberikan pemahaman pemahaman yang baik mengenai cara berpakaian yang baik, sehingga idak menyalahi aturan dan tidak memberikan dampak neggatif baik untuk pribadi maupun orang lain. Cara berpakaian yang salah ini lebih menyoroti kepada kaum wanita yang seenaknya membuka aurat mereka.

Didalam ajaran Isalam, berpakaian tidak hanya sekedar kain penutup badan, tidak hanya sekedar mode atau trend yang mengikuti perkembangan zaman.  Islam mengajarkan tata car atau adab berpakaian yang sesuai dengan ajaran agama, baik secara moral, indah dipandang dan nyaman digunakan. Diantara adab berpakaian dalam pandangan Islam yaitu sebagai berikut:

a. Harus memperhatikan syarat-syarat pakaian yang islami, yaitu yang dapat menutupi aurat, terutama wanita
b. Pakailah pakaian yang bersih dan rapi, sehingga tidak terkesan kumal dan dekil, yang akan berpengaruh terhadap pergaulan
c. Tidak menyerupai pakaian wanita bagi laki-laki, atau pakaian laki-laki bagi wanita
d. Tidak terlalu ketat dan transparan, sehingga terkesan ingin memperlihatkan lekuk tubuhnya atau mempertontonkan bagian kulitnya